Berita
Buntut Kekerasan Mapala Unisi, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mundur

Yogyakarta, kilaskampus.com – Sebagai konsekwensi tanggungjawab moral atas meninggalnya tiga mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Unisi, Rektor UII Yogyakarta mengundurkan diri. Kekerasan fisik yang dilakukan oleh beberapa uknum Mapala Unisi telah menewaskan, Syaits Asyam (19) mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015, Ilham Nurfadmi Listia Adi (20) dari Fakultas Hukum angkatan 2015, Muhammad Fadhli (20) dari Teknik Elekro angkatan 2015, setelah mengikuti kegiatan pendidikan dasar bertajuk “The Great Camping” ke-XXXVII Mapala Unisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta selama seminggu, 13 – 20 Januari 2017 di kawasan Gunung Lawu di Logodringo, Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Kematian ketiga mahasiswa disebabkan kekerasan fisik berupa luka dalam dan luka luar tubuh korban. Menurut Kepala Humas dan Marketing RS Bethesda, Nur Sukawati, Ilham masuk ke rumah sakit pada hari Senin (23/1) pukul 09.39 Wib, pada saat sampai di rumah sakit wajah Ilham pucat dan terdapat luka di dagu, kaki dan tangan. Jempol kaki kanan sudah hampir copot. Sekitar pukul 15.00, Ilham berak darah segar, dan satu jam kemudian beraknya yang keluar menjadi hitam. Dokter mendeteksi Ilham juga mengalami trauma abdomen (cedera disekitar lambung). Meski telah mendapat bantuan transfusi darah, kondisi Ilham terus menurun sehingga dipindahkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) pukul 19.30 dan tekanan darahnya terus menurun sehingga kondisi fisiknya kritis yang akhirnya meninggal pada pukul 23.20 Wib.
Berbeda dengan Syaits Asyam, sejak masuk rumah sakit mengalami sesak nafas dan patah tulang di bagian tangan, kaki, pada pantat dan punggungnya terasa sakit. Beberapa saat masuk ke RS Bethesda, Sabtu pagi (21/1), Asyam sudah kesulitan berbicara yang menandakan kesadarannya sudah mulai menurun. Pada hari itu, pukul 14.45 Syaits Asyam meninggal dunia yang diidentifikasi mengalami pneumonia (radang paru-paru) dan gagal bernafas.
Asyam termasuk pemuda yang berprestasi karena pernah memenangi sejumlah lomba disaat masih SMA. Di kala SMA Kesatuan Bangsa, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Asyam pernah meraih Medali Emas bidang Kimia di Indonesian Science Project Olympiad tahun 2014 di Jakarta, Medali Emas bidang Kimia di Internasional Science Project Olympiad tahun 2014 di Jakarta, dan Medali Emas bidang Kimia di Internasional Environment Sustainability Project Olympiad tahun 2014 di Belanda. Sedangkan Muhammad Fadhli meninggal saat dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, Karanganyar diduga karena hipotemia pada Jumad (20/1).

Menurut Direktur Utama RS Jogja International Hospital, Mulyo Hartana, pada hari Selasa (24/1), pihak rumah sakit sudah memeriksa kesehatan 32 mahasiswa yang ikut kegiatan pendidikan dasar Mapala UII itu. Sepuluh orang diantaranya dirawat inap karena ada yang mengalami infeksi pada luka di tangan, kaki, lutut bengkak, dan penglihatannya kabur. Ada juga yang mengalami dislokasi (pergeseran) pada tulang lutut dan bahu sehingga harus diperiksa dokter spesialis bedah ortopedi.
Harsoyo mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Keputusan pengunduran dirinya disampaikan di hadapan Menristekdikti, Muhammad Nasir saat jumpa pers di hadapan media, Kamis (26/1).
“Ini sebagai bentuk tanggung jawab moral saya secara penuh maka saya mengundurkan diri sebagai Rektor UII,” kata Harsoyo. Dia juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya orang tua mahasiswa yang meninggal dalam insiden pendidikan dasar mahasiswa pencinta alam UII.
Menurut Harsoyo, pengunduran dirinya semata karena merasa bertanggung jawab secara moral atas tragedi yang dialami mahasiswanya. Ia mundur tidak berarti akan melepaskan tanggungjawab atas masalah yang menimpa mahasiswanya. Ia berjanji akan bertanggung jawab mengawal proses hukum kasus meninggalnya tiga mahasiswanya. “Kesalahan mutlak ada pada pimpinan. Saya memohon maaf sebesar-besarnya telah mencoreng nama baik pendidikan Indonesia,” ujarnya. Harsoyo mengaku sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan pengurus dan yayasan sebelum mengambil keputusan mundur sebagai Rektor UII.
Menristekdikti, Muhammad Nasir mengapresiasi pengunduran diri Harsoyo sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Langkah Harsoyo adalah wujud sebagai tanggungjawab moral atas meninggalnya tiga mahasiswa dalam kegiatan pendidikan dasar The Great Camping XXXVII Mapala Unisi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Dalam kesempatan tersebut Menristekdikti, Muhammad Nasir menekankan bahwa untuk masa yang akan datang tidak ada lagi kegiatan kemahasiswa beraroma kekesaran. “Saya akan buat aturan, semua kegiatan yang melibatkan mahasiswa dalam skala besar harus ada pendamping dari dosen. Tujuannya agar tidak ada lagi terjadi tindak kekerasan di perguruan tinggi”.

Melalui Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP, Rabu (25/1), Presiden Joko Widodo mengatakan, prihatin atas kekerasan yang terjadi di sejumlah lembaga pendidikan. Perlu dilakukan langkah-langkah komprehensif menghentikan tradisi kekerasan itu.”Kepada korban kekerasan, Presiden menyatakan berlangsungkawa yang mendalam. Kasus seperti ini tidak boleh terjadi lagi”, tambah Johan  Budi.(bd/Kompas,Tempo.co,Tribunjogja.com)

About the author

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve − 11 =

CONTACT US

[email protected]

Jln. Perumahan Kayu Manis Residence No.D8. Kelurahan Kayu Manis. Kota Bogor 16169